PROPHETIC LEADERSHIP -Rasulullah Sebagai Pemimpin Sistem Pendidikan-

PROPHETIC LEADERSHIP

-Rasulullah Sebagai Pemimpin Sistem Pendidikan-

oleh : Agus Nasrullah

Mahasiswa STAIL Hidayatullah Surabaya

Kata Pengantar

 

Alhamdulillah segala puji bagi Allah senang tiasa kami aturkan kepadanya ,karna berkat karunia nikmatnya hingga saat ini kami bisa di beri kesempatan untuk menghirup udara segarnya dan berkat karunia nikmatnya pula kami bisa mengerjakan tugas makalah propectic leadership dengan lancar tampa ada hambatan sedikitpun.kemudian untuk kedua kalinya kami juga mengaturkan sholawat serta salam kepada nabi kita ,nabi akhir zaman nabi yang merubah sebuah peradaban yang biadab hinggah menjadi peradaban yang beradab yang kembali kepada tujuan awal manusia di ciptakan yaitu untuk menyembah Allah semata dan mengharapkan ampunan dan ridhonya semata.

Didalam sebuah kepemimpinan sangatlah diperlukan seorang pemimpin yang bisa mengarahkan rakyat atau anggotanya kesebuah kebaikan dan kesuksesan ,seperti kita ketahuhi bersama  rasulullah adalah salah satu pemimpin yang sangatlah sukses karna beliau mampu mengantarkan umatnya kesebuah perbaikan yang sangat deraktis mulai dari segi kepribadian ,peradaban ,pendidikan,keluarga dan lain sebagainya .nabi Muhammad  saw  patutlah kita jadikan pigur untuk mengarungi dunia ini karna sosok pigur rasulullah inilah yang mampu merubah sebuahperadaban yang besar yang kita ketahuhi bersama beliau mampu merubah peradaban jahiliyah hinggah menjadi peradaban yang islamiyah coba bayangkan.

Di pembahasan makalah kami ,dikatakan bahwa nabi Muhammad saw  juga seorang pendidik yang handal walaupun nabi muhammad dahulunya adalah seorang yang yatim piatu yang tidak mendapatkan pendidikan sekolah formal, seperti  yang kita lakukan saat ini, atau seperti para tokoh filosof-filosof yunani yang belajar bertahun-tahun hinggah melahirkan sebuah karya tulis. Namun tak kalah hebatnya juga ,ia menekankan kepada umatnya  pentinya pendidikan untuk meningkatkan kualitas manusia  dan perlu kita ketahui bersama pemikiran-pemikiran yang beliau hasilkan mampu menjawab berbagai macam persoalan umat manusia .

BAB I

Pendahuluan

 

لَقَدْ كاَنَ لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجوا الله واليوم الأخر وذكر الله كثيرا

(الأحزاب: 21)

Sesungguhnya ada pada diri Rasulullah itu tauladan yang baik, bagi orang yang mengharap kepada Allah dan Hari Akhir dan banyak mengingat Allah”

(al Ahzab: 21)

Sudah jelas sekali kepemimpinan Rasulullah SAW di muka bumi yang tidak hanya berdimensi dunia saja tapi juga akirat. Dimana adanya keseimbangan dan keharmonisan yang ditimbulkan bila kita menerapkan dan menirukannya dalam kehidupan sehari-hari.

            Mengenai pencapaian-pencapaian kepemimpinan Muhammad SAW dalam bidang kepemimpinan diri (self leadership), keluarga, bisnis, dakwah, sosial, politik, pendidikan, sistem hukum, dan militer.

            Khususnya dalam hal ini bagaimana perannya Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin sistem pendidikan secara keseluruhan. Yang mengandung beberapa hal yang akan kita bahas nanti yang akan sangat bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, terutama guru yang salah satu memegang peranan penting dalam mendidik peserta didik yang tak terlepas dari sifat-sifat guru tersebut. Disini akan dijelaskan bagaimana tuntunan Rasulullah SAW dalam memberikan contoh mengenai sifar-sifat guru yang harus dimiliki.

Sebagaimana kita ketahui bersama pula terlalu banyak kompleksitas problem yang kita alami dan rasakan, sehingga butuhnya kita semua bekerja extra memperbaiki diri dengan meneladani Rasulullah SAW

BAB II

Pembahasan

 

Muhammad SAW Sebagai Pemimpin Sistem Pendidikan Holistik

Rosulullah bersabda terkait pentingnya pendidikan bagi manusia ;         

“Sesungguhnya Allah telah mendidikku, dan Ia mendidikku dengan baik, kemudian Ia menyuruhku dengan akhlak-akhlak mulia dan berfirman, Ambillah kemaafan dan suruhlah dengan kebaikan, serta berpalinglah dari orang-orang yang jahil.”

  1. A.    Perhatian Rasulullah SAW terhadap Pendidikan

Pendidikan dalam bahasa Arab merujuk kepada kata “ta’liim”, “tarbiyah”, dan “ta’dib”, “tadriis”, “irsyaad”, dan “indzar”. Semua istilah ini telah dikenal sejak masa Rasulullah SAW yang beliau terapkan pada para Sahabat.  Namun istilah yang sering dipakai ialah “tarbiyah” yang memiliki makna proses mendidik manusia dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan manusia ke arah yang lebih sempurna. Atau sebagai satu proses yang berkelanjutan dalam membentuk individu baik dari segi fisik, intelektual, emosional, dan spiritual untuk mencapai kesempurnaan hidup.

      Rasulullah SAW sangat memperhatikan dunia pendidikan dan mendorong umatnya untuk terus belajar. Beliau juga membuat beberapa kebijakan yang berpihak kepada pendidikan umat. Misalnya, ketika kaum Muslim berhasil menawan sejumlah pasukan musyrik dalam Perang Badar, beliau membuat kebijakan bahwa para tawaran tersebut dapat bebas kalau mereka membayar tebusan atau mengajar baca tulis kepada warga Madinah. Kebijakan ini cukup strategis karena mempercepat terjadinya transformasi ilmu pengetahuan di kalangan kaum muslim.[1]

      Sebagaimana diketahui, sebagian pengikut Muhammad SAW pada masa awal Islam adalah orang-orang miskin, bebas budak, dan golongan lemah lainnya. Kemungkinan karena latar belakang ekonomi dan sosial yang lemah, akses mereka terhadap dunia pendidikan lemah pula. Dengan mempunyai kemampuan baca tulis mereka akan mampu mengangkat harkat mereka di samping kekuatan iman yang mereka miliki.
      Selain sebagai tempat ibadah dan sentra aktivitas sosial, Rasulullah SAW juga menjadikan Masjid Nabawi sebagai pusat pendidikan dan Beliau pula yang terlibat langsung dalam kegiatan pendidikannya terutama yang mengajarkannya. Di Masjid ini, terjadi transformasi ilmu pengetahuan antar kaum muslim terutama pengajaran ajaran islam.[2]

Rasulullah sangat memperhatikan dunia pendidikan dan mendorong umatnya  untuk terus belajar. Beliau juga membuat suatu kebijakan yang juga berpihak kepada pendidkan umat. Misalnya, ketika kaum muslim ber hasil menawan sejumlah pasukan musyrik dalam Perang Badar, beliau  membuat kebijakan bahwa tawanan  tersebut dapat bebas kalau mereka membayar tebusan atau mengajar baca tulis kepada warga Madinah. Kebijakan ini cukup strategis karena mempercepat terjadinya transformasi ilmu pengetahuan da kalangan kaum muslim.

Sebagaimana diketahui, sebagian pengikut Muhammad saw  pada masa awal Islam adalah orang-orang yang miskin, bekas budak dan golongan lemah lainnya. Kemungkinan karena latar belakang ekonomi dan social mereka yang lemah, akses mereka terhadap dunia pendidikan lemah pula. Dengan mempunyai kemampuan baca  tulis, mereka akan mampu mengangkat harkat mereka disamping kekuatan iman yag mereka miliki.

Mengupas tentang peran Muhammad Saw sebagai pemimpin sistem pendidikan Holistik. Beliau sukses mengajarkan tentang Islam dan perintah-perintah yang ada di dalamnya karena kemampuan beliau dalam mengajarkan hal tersebut. Muhammad Saw memberikan tuntunan yang mulia tentang sifat-sifat guru, antara lain ikhlash, jujur, walk the talk, adil dan egaliter, akhlak mulia, tawadhu, sabar memendam amarah, dan lain-lain. Semua hal tersebut dicontohkan langsung oleh Muhammad Saw dalam kesehariannya mengajarkan orang lain. Metode dan Teknik Pengajaran Holistik yang beliau terapkan meliputi learning conditioning, active interaction, applied-learning method, scanning and levelling, discussion and feedback, story telling, dan masih banyak lagi. Dengan metode tersebut ilmu yang diajarkan lebih mudah diserap sehingga sosok beliau sebagai pembawa risalah tak lepas dari kemampuan beliau dalam menerapkan sistem pendidikan yang holistik[3].

Selain sebagai tempat ibadah dan sentra kegiatan aktifitas social, Rasulullah saw juga menjadikan Masjid Nabawi sebagai pusat pendidikan. Di masjid  ini, terjadi transformasi ilmu antar kaum muslim terutama pengajaran ajaran Islam.

Rasulullah saw juga terlibat langsung dalam kegiatan di masjid ini. Ketika Rasul hadir bersama para sahabat, mereka akan belajar banyak hikmah darinya dan mendengarkan ayat-ayat al-Qur’an. Ketika Rasulullah saw  tidak bersama mereka, para sashabat senior menyampaikan pelajaran yang telah mereka dengar lebih dulu dari Rasulullah.

Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa suatu hari Rasulullah saw sedang duduk di Masjid (menyampaikan pengajian) bersama para sahabatnya, tiba-tiba ada tiga orang lelaki dating, dua orang  diantaranya bergabung dengan majlis Rasulullah saw dan seorang lagi pergi keluar. Keduanya bergabung ke dalam majlis Rasulullah saw dengan megucapkan salam, yang pertama ketika melihat ada tempat duduk dalam pengajian, ia duduk mengikutinya dan yang kedua duduk di belakangnya dengan malu-malu, adapun yang ketiga pergi keluar.

Ketika Rasulullah saw selesaimenyampaikan pengajaran, beliau bersabda: tahukah engkau tentang kabar tiga orang yang bergabung tadi, bahwa yang pertama telah mendekat kepada Allah, maka Allah mendekatkannya kepada-Nya, ada pun yang kedua, dia telah bersikap malu-malu kepada Allah, maka Allah pun ber sikap malu-malu padanya dan yang terakhir dia telah berpaling dari Allah, maka Allah pun berpaling darinya.

Nabi Muhammad Saw juga selalu mendorong masyarakat untuk giat belajar. Setelah hijrah ke Madinah, Nabi mengambil prakasa mendirikan lembaga pendidikan. Sejak saat itu kegiatan belajar baca tulis dan kegiatan pendidikan lainnya berkembang dengan pesat di kalangan masyarakat. Dan ketika Islam telah tersebar ke seluruh penjuru jazirah Arab, Nabi mengatur pengiriman guru-guru untuk ditugaskan mengajarkan al-Qur’an kepada masyarakat suku-suku terpencil.[4]

 

 

 

 

 

 

  1. B.     Rasulullah SAW Sebagai Living Model

Salah satu faktor penting kejayaan pendidikan Rasulullah SAW adalah karena beliau menjadikan dirinya sebagai model dan teladan bagi umatnya. Rasulullah SAW adalah Al-Qur’an yang hidup (the living Qur’an). Artinya, pada diri Rasulullah SAW tercermin semua ajaran Al-Qur’an dalam bentuk nyata. Beliau adalah pelaksana pertama semua perintah Allah dan meninggalkan semua larangan-Nya. Oleh karena itu, para sahabat dimudahkan dalam mengamalkan ajaran Islam yaitu dengan meniru perilaku Rasulullah SAW.

Sekolah atau sistem pendidikan Rasulullah SAW belum mengeluarkan pengakuan kelulusan melalui gelar atau ijazah. Nilai tertinggi murid-murid Rasulullah terletak pada tingkat ketakwaan. Ukuran takwa terletak pada akhlak dan amal shaleh yang dilakukan oleh masing-masing sahabat. Dengan demikian, output sistem pendidikan Rasulullah SAW adalah orang yang langsung beramal, berbuat dengan ilmu yang didapat karena Allah SWT bukan karena yang lain.

Dengan sistem pendidikan yang demikian dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh para shahabat maka lahirlah generasi yang dikenal sebagai salafusshalih yang disebut-sebut sebagai generasi islam terbaik.

 

  1. C.    Lembaga-lembaga Pendidikan di Masa Rasulullah SAW

 

  1. a.      Dar al-Arqam

Rumah merupakan tempat pendidikan awal yang diperkenalkan ketika islam mula berkembang di Makkah Rasulullah SAW menggunakan rumah Arqam bin Abi al-Arqam di al-Safa sebagai tempat pertemuan dan pengajaran dengan para sahabat. Bilangan kaum Muslim yang hadir pada masa awal islam ini masih sangat kecil, tetapi makin bertambah sehingga menjadi 38 orang yang terdiri dari golongan bangsawan Quraisy, pedagang dan hamba sahaya.

Di Dar al-Arqam, Rasulullah SAW mengajar wahyu yang telah diterimanya kepada kaum Muslim. Beliau juga membimbing mereka menghafal, menghayati dan mengamalkan ayat-ayat suci yang diturunkan kepadanya.[5]

 

  1. b.      Masjid

Fungsi masjid selain tempat ibadat ialah sebagai tempat penyebaran dakwah dan ilmu Islam. Masjid juga menjadi tempat menyelesaikan masalah individu dan masyarakat, tempat menerima duta-duta asing, tempat pertemuan pemimpin-pemimpin islam, tempat bersidang dan madrasah bagi orang-orang yang ingin menuntut ilmu khususnya tentang ajaran islam. Setelah hijrah ke Madinah, pendidikan kaum Muslim berpusat di masjid-masjid. Masjid Quba merupakan masjid pertama yang dijadikan Rasulullah SAW sebagai institusi pendidikan. Di dalam Masjid, Rasulullah SAW mengajar dan memberi khutbah dalam bentuk halaqah di mana para sahabat duduk mengelilingi beliau untuk mendengar dan melakukan tanya jawab berkaitan urusan agama dan kehidupan sehari-hari.[6]

 

  1. c.       Suffah

Al-Suffah merupakan ruang atau bangunan yang bersambung dengan masjid. Suffah dapat dilihat sebagai sebuah sekolah karena kegiatan pengajaran dan pembelajaran dilakukan secara teratur dan sistematik. Contohnya Masjid Nabawi yang mempunyai suffah yang digunakan untuk majlis ilmu. Lembaga ini juga menjadi semacam asrama bagi para sahabat yang tidak atau belum mempunyai tempat tinggal permanen. Mereka yang tinggal di suffah ini disebut Ahl al-Suffah.[7]

  1. d.      Kuttab

Kuttab didirikan oleh bangsa arab sebelum kedatangan islam dan bertujuan memberi pendidikan kepada anak-anak. Namun demikian, lembaga pendidikan tersebut tidak mendapat perhatian dari masyarakat arab, terbukti karena sebelum kedatangan islam, hanya 17 orang Quraisy yang tahu membaca dan menulis. Mengajar keterampilan membaca dan menulis dilakukan oleh guru-guru yang mengajar secara sukarela. Rasulullah SAW juga pernah memerintahkan tawanan Perang Badar yang mampu baca tulis untuk mengajar 10 orang anak-anak muslim sebagai syarat membebaskan diri dari tawanan.

 

  1. D.    Lembaga Pendidikan Pasca Rasulullah SAW

Periode ini meliputi masa kekhalifahan Bani Umaiyyah (662-750M) dan Bani Abbaisiyah (751-1258M). Pada masa tersebut, institusi pendidikan awal seperti masjid dan kuttab terus dikembangkan dan didukung oleh para khalifah yang memerintah. Selain itu, institusi pendidikan tinggi dan lanjutan mulai diperkenalkan sehingga melahirkan golongan sarjana dan cendekiawan Muslim dalam berbagai ilmu.

  1. 1.      Manaazil Ulama & Istana

Terdapat beberapa rumah ulama yang digunakan sebagai tempat pertemuan untuk majlis-majlis ilmu seperti rumah Ibnu Sina, Muhammad Ibnu Tahir Bahrom dan Abu Sulayman. Di samping itu istana khalifah turut dijadikan tempat perkembangan ilmu. Sebagai contoh, khalifah Muawiyah Ibnu Abi Sufyan yang mengundang ulama dan cerdik pandai untuk membincangkan sejarah peperangan, sejarah raja-raja Parsi, sejarah bangsa Arab dan sistem pemerintahan negara.

  1. 2.      Perpustakaan
    1. a.      Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum ialah perpustakaan yang didirikan untuk keperluan orang banyak. Perpustakaan umum pertama didirikan oleh Khalifah Harun al-Rasyid di kota Baghdad dan dikenal sebagai Baitul Hikmah. Ia berfungsi sebagai gedung buku yang memuat buku-buku dan penulisan dalam berbagai bahasa seperti bahasa Yunani, Parsi, Hindu, Latin dan sebagainya.

  1. b.      Perpustakaan Semi Umum

Pustaka jenis ini biasanya dimiliki oleh para khalifah atau raja-raja yang dibangun dalam kompleks istana. Perpustakaan ini tidak dibuka untuk umum tetapi hanya untuk kalangan tertentu saja. Misalnya kerajaan Fatimiyah mendirikan perpustakaan besar di Istana Kaherah untuk menyaingi perpustakaan khalifah-khalifah Baghdad (Abbasiyah).

  1. c.       Perpustakaan Khusus

Perpustakaan ini merupakan perpustakaan pribadi yang tidak dapat digunakan oleh publik. Perpustakaan jenis ini biasanya dibangun oleh ulama atau sastrawan di rumah mereka masing-masing. Misalnya Perpustakaan Hunain Ibnu Ishaq.

 

  1. 3.      Madrasah

Sekolah-sekolah atau madrasah mulai didirikan sebagai pengganti masjid-masjid yang sudah tidak dapat menampung keperluan pendidikan dari segi ruang dan kelengkapan pembelajaran. Madrasah Balhaqiyah merupakan madrasah pertama didirikan oleh penduduk Naisabur.

 

 

  1. E.     Tuntunan Muhammad SAW Tentang Sifat-Sifat Guru[8]

 

1). Ikhlas

     Seorang guru harus menanamkan sifat ikhlas ke dalam jiwa murid-muridnya. Karena dari Allah-lah semua sumber pengetahuan. Hanya untuk mencari ridha Allah ilmu dipergunakan. Dengan landasan ikhlas pintu ma’rifah akan terbuka karena Allah-lah Al-Alim, Tuhan Yang Maha Mengetahui dari ilmu Allah sangat luas tidak bertepi (Al-Wasi’).

     Sifat ikhlas juga dianjurkan oleh Rasulullah SAW karena niat yang ikhlas menjadi penentu maksud suatu perbuatan.  Niat terletak di dalam hati bukan pada gambaran luar suatu perbuatan. Inilah yang menjadi esensi suatu perbuatan yang akan dinilai oleh Allah SWT karena Allah hanya menerima perbuatan yang diniatkan dengan ikhlas. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah Tidak memandang kepada tubuh dan rupa kamu, akan tetapi dia memandang kepada hati dan (amal-amal kamu).”[9]

2). Jujur

     Jujur ialah penyelamat bagi guru di dunia dan akhirat. Bohong kepada murid akan menghalangi penerimaan dan menghilangkan kepercayaan dan pengaruhnya sampai kepada masyarakat dan tidak terbatas pada orang yang melakukannya.

     Allah SWT berfirman :

“Taat dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). Apabila telah tetap perintah perang (mereka tidak menyukainya). Tetapi jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian  itu lebih baik bagi mereka.”[10]

 

3). Walk The Talk

     Adanya perbedaan ucapan dengan perilaku seorang guru hanya akan membuat seorang murid berada dalam kebingungan. Mereka tidak tahu siapa yang harus dicontoh dan apa arti sebuah keluhuran budi atau kemuliaan akhlak. Di samping itu seorang guru yang tidak mengamalkan apa yang disampaikan kepada muridnya hanya akan merendahkan martabat dirinya di hadapan orang yang seharusnya menghormatinya.

 

4). Adil dan Egaliter

     Mewujudkan sikap adil dan menyamakan hak setiap murid sangat penting karena sikap tersebut akan menebarkan rasa cinta dan kasih sayang di antara mereka.

     Rasulullah SAW bersabda :

“Manusia yang paling dicintai Allah pada hari kiamat adalah pemimpin yang adil, dan manusia yang paling dibenci Allah dan mendapat siksa yang pedih pada hari kiamat adalah pemimpin yang zhalim.[11]

     Sikap adil harus diwujudkan ketika memberikan nilai dan peringkat kepada para murid. Tetap menjaga hubungan baik berupa kedekatan dan persahabatan terhadap murid tertentu, dengan berusaha menutupinya dari pendengaran dan penglihatan murid-murid yang lain.

 

5). Akhlak Mulia

     Akhlak adalah sikap yang terpuji yang harus dimiliki oleh seorang guru. Kemudian ia memerintahkan kepada murid-muridnya untuk berakhlak baik. Ucapan yang baik, senyuman dan raut muka yang berseri dapat menghilangkan jarak yang membatasi antara seorang guru dengan muridnya. Sikap kasih dan sayang, serta kelapangan hati seorang pendidik akan dapat menangani kebodohan seorang murid.

     Firman Allah SWT :

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”[12]

     Sabda Rasulullah SAW :

“Sesungguhnya Allah itu lembut dan menyukai kelembutan dalam segala sesuatu.”[13]

 

6). Tawadhu

     Dampak dari sifat Tawadhu bukan hanya dirasakan oleh seorang guru, tetapi juga akan dirasakan oleh para murid. Sifat ini akan memberikan dampak yang positif bagi diri mereka. Sifat tawadhu menghancurkan batas yang menghalangi antara seorang guru dengan muridnya.

     Rasulullah SAW bersabda :

“Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap tawadhu sehingga seseorang tidak bersikap sombong pada yang lainnya dan tidak menzalimi satu sama lainnya.”[14]

 

7). Berani

     Sifat berani adalah tuntutan yang seharusnya dipenuhi oleh setiap guru. Mengakui kesalahan tidak akan mengurangi harga diri seseorang. Bahkan sikap seperti itu akan mengangkat derajatnya, sekaligus bukti kebenaran yang dimilikinya. Berani bukan saja dalam mengungkapkan kebenaran atau meenegur prilaku siswa yang bermoral rendah atau berakhlak buruk, tetapi juga dalam mengakui kekurangan guru.

 

 

8). Jiwa Humor yang Sehat

     Dampak positif yang ditimbulkan dari senda gurau adalah terciptanya suasana nyaman di ruangan kelas, halaqah atau pertemuan terntentu. Humor yang sehat dapat menghilangkan rasa jenuh yang menghinggapi para murid, tetapi jelas dengan memperhatikan larangan untuk tidak berlebih-lebihan dalam bersenda gurau, agar pelajaran yang hendak dicapai tidak keluar dari yang dicita-citakan dan tidak menghilangkan faedah yang diharapkan.

     Berlebih-lebihan dalam bersenda gurau hanya menghilangkan kewibawaan dan kehormatan. Senda gurau hendaknya tidak dilakukan kecuali dalam hal kebenaran atau kejujuran, tidak menyakiti atau menghina murid.

 

 

9). Sabar dan Menahan Amarah

     Kesabaran adalah alat yang paling baik bagi kesuksesan seorang guru. Amarah  adalah perasaan dalam jiwa. Amarah menyebabkan hilangnya kontrol diri dan lemah dalam melihat kebenaran. Kekuatan seorang guru tersembunyi pada bagaimana ia mampu mengendalikan amarahnya ketika terjadi sesuatu yang membuatnya marah, dan bagaimana ia mampu akal sehatnya.

 

10). Menjaga Lisan

     Ejekan dan hinaan hanya akan menyebabkan jatuhnya harkat dan derajat orang yang dihina. Hal ini menimbulkan adanya rasa permusuhan dan kemarahan. Sabda Rasulullah SAW, “Jagalah lisanmu kecuali dalam kebaikan.”[15]

 

11). Sinergi dan Musyawarah

     Bermusyawarah dapat membantu seorang guru dalam menghadapi suatu permasalahan atau perkara sulit yang dihadapinya. Meminta pendapat orang lain tidak menunjukkan rendahnya tingkat martabat dan keilmuan seseorang. Bahkan sikap tersebut merupakan pertanda tinggi tingkat kecerdasan dan kebijaksanaan seseorang. Bermusyawarah dapat juga mendekatkan seseorang kepada kebenaran.

 

 

BAB III

Kesimpulan

 

 

Dari semua itu jelas sekali bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan pemimpin dunia yang mendunia, khususnya dalam hal ini pemimpin sistem pendidikan, yang dimana Beliau memiliki kriteria-kriteria guru maupun sifat-sifat guru yang baik dan bisa membawa peserta didik mencapai cita-citanya dengan akhlak yang baik, luar biasa dan menjadi Agent of Change dalam hidup ini.

 

Inilah Tuntunan Rasulullah mengenai Sifat-Sifat Guru :

  1. Ikhlas
  2. Jujur
  3. Walk the talk
  4. Adil dan egaliter
  5. Akhlak mulia
  6. Tawadhu
  7. Berani
  8. Jiwa humor yang sehat
  9. Sabar dan menahan amarah
  10. Menjaga lisan
  11. Sinergi dan musyawarah


[1] Ibrahim al-‘alii, 1998, Shahih al-Sirah al-Nabawiyyah, Jordan: Dar al-Nafis. Hal 261. Munir Ghadbaan, 1998, Al-Tarbiyyah al-Qiyadiyyah, Kairo: Dar al-wafa, Mesir, hal. III:74.

[2]Lihat Shahih Al-Bukhari, kitab al-ilmu, bab dzikr al-ilmi wa al-fatawa fi al-masjid, hadist no. 133.

[5] Ghadban, Munir: 1998, Al-Tarbiyyah al-Qiyadiyyah, Kairo: Dar al Wafaa, Hal. I: 198.

[6]Muhammad al-Shadiq ‘Argun, 1995 Rasulullah SAW, Beirut: Dar al-Qalam, Hal. III:33.

[7] Shahih Al-bukhari no. 5971 bab Kaifa Kana Isyu al-Nabiyyi SAW dan Al-Umari, Akram, Al-Sirah al-Nabawiyyah, I: 258.

[8] Penulis sangat behutang budi kepada Fu’ad Al-Syalhub, penulis buku Guruku Muhammad SAW. Bab ini cukup banyak menyadur dari poin-poin yang dikemukakan Al-Syalhub dengan beberapa modifikasi dan penambahan.

[9] Shahih Muslim no.2564 kitab al-Birru wa al-Adab, HR Ahmad II: 285 dan HR. Ibnu Majah no. 4143 bab al-qana’ah.

[10] QS. Muhammad (47) : 21.

[11] HR. Tirmidzi no. 1329. Imam Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini adalah hasan gharib dan HR. Ahmad III: 22 dan 55. Syekh al-Bani mengkategorikan hadits ini sebagai hadits dha‘if dengan no. 1363.

[12] QS. Al Qalam (68) : 4

[13] Shahih Muslim no. 2593 dan 2594 kitab al-birru wa al-shillah, HR. Abu Dawud no. 2478 kitab al-Jihad dan no. 4808 kitab al-Adab dan HR. Ahmad VI: 58, 112, 125, 171, 206 dan 222 dari ‘Aisyah r.a.

[14] HR Muslim no. 7210 kitab al-jannah, HR. Abu Dawud no. 4891 kitab al-adab dan HR. Ibnu Majah no. 270 bab al-bara’ah min al-kibru wa al-tawadhu’.

[15] HR. Akhmad 4/299. Hadits ini dikuatkan oleh Ibnu Hajar dengan sebuah hadits yang diriwiyatkan oleh Ibnu Hiban, lihat: Fath al-Bari: XI : 309

DAFTAR PUSTAKA

Syafii Antonio, Muhammad. 2005. Muhammad SAW The Leader Super Manager.Tebet, Jakarta Selatan.

Ahmad Syafaat 1 February 2012, http://cahayaqurani.wordpress.com/2012/02/01/kesuksesan-rasulullah-dalam-melakukan-perubahan-sosial/

http://mayaayu.multiply.com/reviews/item/3?&show_interstitial=1&u=%2Freviews%2Fitem


 


4 thoughts on “PROPHETIC LEADERSHIP -Rasulullah Sebagai Pemimpin Sistem Pendidikan-

  1. Thanks for sharing this interesting page with us. I think the admin of this web article is really working hard in support of his web site, since here every material is quality based information. Thank you. It is rare to see a nice posts like this one these days.

Leave a comment